Tuesday 12 March 2013

Maiysaroh r. a

Air mengalir dari hulu ke hilir
Jalan terjal yang kau lewati
Hembusan angin, membelai mesra
Tampak gerak gerikmu
Menyerupai malaikat dalam tidurku.


Kau ajak aku terbang
Menikmati  indahnya alam surya
Menuntunku, menghiburku tanpa kenal lelah
Sepasang sayap di punggungmu
Tergambar jelas bak malaikat dalam tidurku.

Tanpa kusadari
Dirimu kini sudah rapuh.
Helaian sayap yang dulu indah, kini jatuh satu persatu
Namun, kau tetap berusaha untuk terbang
Mengajariku akan ketegaran dalam menggapai tujuan suci.

       Dia ibu no. 1 di dunia
       I love You Mom.

Salam Rindu Untukmu Belahan Jiwaku; Bundaku Tersayang

Uek.. uek.. uek
Suara itu, tak asing lagi di telingaku
Tangisan bayi yang rindu
Akan dekapan ibunya.

Wajah ibu ramah itu,
Mengingatkanku, akan memoriku dulu
Disaatku dimanja, disayang dipeluk mesra
Menyatu, satu jiwa satu darah.

Bersamamu ibu
Kita arungi kehidupan dengan belaian rasa cinta
Terkadang, dunia kejam akan kehadiranku
Tapi, kau tetap mendekapku dalam susah maupun duka
Dengan penuh rasa cinta.

Hening, sepi dan haru
Menguasai alam semesta,
Tetes air mata kabur dari sarangnya
Haruskah ku berteriak?
Tuk menghadirkanmu di sisiku
Ibu.

Salahkah Setan?

Sinar mentari, menembus bilik jendela kamarku
Udara dingin, mengusik tidurku
Kicauan burung, menandakan hari sudah berganti
Dan tubuh ini sulit diajak kompromi
Tuk bersimpuh pada Ilahi.


Mimpi indah bersama kekasih
Buatku lalai akan tugas hari ini
Hidup tanpa harapan
Selalu menyesali segala perbuatan

Salahkan setan?
Yang tiap saat membelaiku
Merileksasi tubuhku
Menyegarkan mataku.

Atau tuhan telah gagal produk,  memproduksi setan dkk?

Munajat Akhir Tahun “Sanggar Sinau”


Ya rabbi..
Layakkah aku jadi hambamu?
Sedangkan perintahmu, ku tinggalkan
Dan laranganmu sering ku terjang.

Ya rabbi..
Terlalu banyak dosa yang kulakukan.
Salahkah setan?
Yang diciptakan untuk mengganggu  manusia
Atau manusia, yang tak sadar akan tugasnya.

Ya rabbi..
Ucapan ini tak sejalan, dengan realita
Rencana itu jauh dari harapan
Tulisaan tidak seharusnya menghakimi.
haruskah ku berdiam diri?
Biar tidak ada lagi perasaan menyesal.

Ya rabbi..
Kotor jiwa ini, tuk selalu meminta kepadamu.
Dengan tubuh yang penuh debu dan dosa ini
Kuserahkan jiwa, ragaku
Tuk selalu berusaha mengabdi padaMu.

Ya rabbi..
Bimbinglah dagu,
Tuntunlah langkahku dengan kalamMu.
Terangi hidupku, lewat kekasihmu
Selalu ku harap ridlo dan rahmat dariMu.

Ya rabbi..
Tak pantas lagi rasanya,
Kalau ku selalu memintaMu
Untuk selalu mengabulkan, semua pintaku.
Lewat tulisan ini, ku ikrarkan setiaku padaMu.

Selaraskan hati dan fikiran tuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dan indah.
Amiin Ya rabb
Al-fatihah..

Gema Adzan Berdendang

Senja sore mengintip di balik gedung SC
Hilir mudik mahasiswa ulul albab
Bising, bunyi motor vespa
Mewarnai sore tua, senja waktu itu.


Antara berjuang atau bercanda
Gembira, nestapa
Harapan dan hampa.

Terus berlari kawan!
Tuk menggapai dil merah di atas sana.

Bergerak

Nostalgia persahabatan kumbang
Jauh menembus alam bawah sadar
Janjikan istana dalam lautan
Kubur ketakutan dalam kegelapan
Tampakkan berahi merah dalam jiwa.


Junjung tinggi bendera biru
Menyanyi merdu lagu foya
Bakar semangat khidmat
Bersatu, bahu membahu

Terus bergerak kawan
Teriakkan suara singa
Solidkan barisan
Tuk menembus ruang harapan.

Wacana Ponpest Madani



Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Wahabiyyah 2
Bahrul Ulum Tambakberas Jombang
Oleh: Roikhan Arif Pambudi

Dulu, pusat pendidikan Islam adalah Masjid, Langgar dan rumah sang guru.  Dimana murid-murid duduk di lantai (bawah), menghadap sang guru, untuk belajar mengaji dan ilmu islam lainnya.  Waktu mengajar sang guru biasanya disampaikan pada malam hari, biar tidak mengganggu pekerjaan (murid-guru) sehari-hari.  Tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti inilah yang menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren.  Ini berarti bahwa sistem pendidikan pada pondok pesantren hampir sama seperti sistem pendidikan islam pada masa dulu.  Hanya saja, pondok pesantren lebih intensif dan juga dalam waktu yang lebih lama.

Pondok pesantren sendiri, merupakan salah satu jenis pendidikan Islam di Indonesia yang bersifat tradisional, dan juga lembaga untuk mendalami ilmu agama Islam serta mengamalkannya.  Pondok pesantren telah hidup sejak ratusan tahun yang lalu, dan telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim.  Pondok pesantren juga telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketika masa kolonialisme berlangsung misalnya, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan (agama islam) yang sangat berjasa bagi masyarakat dalam mencerahkan dunia pendidikan.  Tidak sedikit dari pemimpin bangsa waktu itu, yang ikut memproklamirkan kemerdekaan yakni berasal dari pondok pesantren.  Misal: Hasyim Asy’ari, Wahab Hasbulloh, Bisri Syamsuri dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pesantren lainnya yang berjuang untuk bangsa dan negara.

Kembali lagi ke pembahasan.  Sistem pembelajaran di pondok pesantren, wa bil khusus di pondok pesantren Al-Wahabiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.  Yaitu mengacu kepada ilmu-ilmu keislaman yang memang menjadi prioritas utama.  Antara lain tampak dari kurikulum yang berlaku.  Tarulah contoh, kitab kuning yang berisi tentang  keilmuan Islam dari berbagai aspek dan kondisi.

Sedangkan sistem pendidikan Pondok Pesantren (PonPest) Al-Wahabiyyah 2 sendiri, memiliki dua sistem pengajaran yang familiar.  Yaitu sistem sorogan: yang sering disebut sistem individual.  Dan sistem bandongan atau wetonan: yang sering disebut dengan sistem kolektif.  Dengan sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pengasuh.  Contoh: Sistem ini biasanya di aplikasikan kepada santri-santri yang telah menguasai bacaan Al-QurĂ¡n (hafidz/hafidzoh).  Dan dalam kenyataan sistem ini merupakan bagian yang paling sulit, sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari santri.  Sedangkan sistem bandongan atau wetonan yakni seorang guru membacakan materi yang dipelajari dan santri mendengarkan serta menulis keterangan dari sang guru.

Namun, seiring dengan berkembangnya sains dan teknologi, itu berpengaruh kepada sistem pendidikan maupun sarana-prasarana yang dipakai oleh PonPest Al-Wahabiyyah 2.  Disaat seperti itu, reputasi PonPest Al-Wahabiyyah 2 tampaknya dipertanyakan oleh sebagian masyarakat Indonesia.  Sebagian pondok pesantren masa kini terkesan “ndeso” jauh dari realitas sosial, bahkan ada beberapa oknum mengungkapkan bahwa pondok pesantren adalah sarang teroris.  Problem sosialisasi dan aktualisasi ini ditambah lagi dengan problem keilmuan, yaitu terjadi kesenjangan, keterasingan dan pembedaan antara keilmuan pesantren dengan dunia modern.  Begitu juga dengan tertutupnya PonPest Al-Wahabiyyah 2 terhadap perkembangan sains dan teknologi.  Sehingga terkadang lulusan PonPest Al-Wahabiyyah 2 kalah bersaing atau tidak siap berkompetisi dengan lulusan dari umum (non pesantren) dalam urusan profesionalisme di dunia kerja.

Sekarang PonPest Al-Wahabiyyah 2 dihadapkan kepada masalah-masalah globalisasi, yang dapat dipastikan mengandung beban tanggung jawab yang tidak ringan bagi PonPest Al-Wahabiyyah 2 itu sendiri.  Dan juga semakin kita sadari, tantangan dunia pesantren semakin besar dan berat dimasa kini dan mendatang.  Statement “mempertahankan warisan lama yang masih relevan dan mengambil hal terbaru yang lebih baik” perlu direnungkan kembali oleh Insan PonPest Al-Wahabiyyah 2.

PonPest Al-Wahabiyyah 2 harus mampu mencari solusi secara cerdas.  Untuk menyelesaikan problem kekinian kita dengan pendekatan-pendekatan kontemporer ataupun modern.  Disisi lain, perkembangan sains dan teknologi menuntut insan PonPest Al-Wahabiyyah 2 untuk segera melakukan modernisasi sistem pendidikan pesantren dan sarana-prasarananya.

Dalam kondisi yang dilematis ini, pilihan yang mungkin bisa diambil bagi insan PonPest Al-Wahabiyyah 2 adalah mendialogkannya dengan paradigma dan pandangan dunia yang telah diwariskan oleh generasi pencerahan Islam.  Maksudnya, insan PonPest Al-Wahabiyyah 2 perlu memposisikan warisan masa lalu sebagai “teman dialog” bagi modernitas dengan segala produk yang ditawarkannya.  Mereka harus membaca khazanah lama dan baru dalam bingkai yang terpisah.  Masa lalu hadir atau dihadirkan dengan terang dan jujur, lalu dihadapkan dengan kekinian (modern).  Boleh jadi masa lalu tersebut akan tampak “basi” dan tak lagi relevan, namun tak menutup kemungkinan masih ada potensi yang dapat dikembangkan untuk zaman sekarang.

Beberapa hal yang perlu dimodifikasi dalam sistem pendidikan PonPest Al-Wahabiyyah 2.  Yaitu sorogan, dan bandongan (wetonan).  Dan mulai diseimbangkan dengan sistem pembelajaran modern.  Dalam aspek kurikulum juga seharusnya insan PonPest berani mengakomodasi dari kurikulum pemerintah (modern).

Dengan alasan, bahwasannya dalam pelaksanaan pembelajaran PonPest Al-Wahabiyyah 2 bisa dikatakan ketinggalan karena hanya mendominasi pelajaran-pelajaran tradisional yang monoton dan kadang kurang sesuai dengan kondisi realita yang ada pada lingkungan dan perubahan sistem zaman pada masa kini.

Sedangkan modernisasi atau inovasi pendidikan pesantren dapat diartikan sebagai upaya untuk memecahkan masalah sistem pendidikan PonPest  Al-Wahabiyyah 2.  Atau dengan kata lain, inovasi pendidikan pesantren adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang ataupun sekelompok orang.  Yang digunakan untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah dalam sistem pendidikan PonPest Al-Wahabiyyah 2 khususnya.

Pertama bidang Personalia.  Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial, tentu menentukan personil sebagai komponen sistem.  Inovasi yang sesuai dengan komponen personil misalnya adalah peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, dan sebagainya.  Dalam hal ini, pondok pesantren telah di bantu dengan adanya program Beasiswa S1 untuk guru diniyah oleh Kementrian Agama.

Kedua yakni masalah tentang fasilitas Fisik.  Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini misalnya perubahan tempat duduk, perubahan pengaturan dinding ruangan perlengkapan Laboratorium bahasa, laboratorium Komputer, laboratorium sains dan lain sebagainya.

Sedangkan yang ketiga tentang pengaturan Waktu.  Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanan penggunaan waktu.  Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya pengaturan waktu belajar, perubahan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan santri untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan lain sebagainya.

 Begitu juga kurikulum pesantren yang biasanya mengalami penyempitan orientasi kurikulum.  Maksudnya, dalam pesantren terlihat materinya hanya khusus yang disajikan dalam bahasa Arab.  Mata pelajarannya meliputi fiqh, aqa’id, nahwu sharf, dan lain-lain.  Sedangkan tasawuf dan semangat keagamaan yang merupakan inti dari kurikulum keagamaan cenderung terabaikan.  Tasawuf hanya dipelajari sekilas saja, tidak secara sungguh-sungguh.  Padahal justru inilah yang lebih berfungsi dalam masyarakat zaman modern.  Disisi lain, pengetahuan umum nampaknya masih dilaksanakan secara setengah-setengah.  Sehingga kemampuan santri biasanya sangat terbatas dan kurang mendapat pengakuan dari masyarakat umum.

Dalam menanggapi gagasan ini, tampak kalangan pesantren terbelah menjadi dua, yaitu pro dan kontra.  Adanya kontroversi ini mungkin lebih disebabkan pada perbedaan pendapat mereka tentang bagaimana sikap pesantren dalam menghadapi era globalisasi.  Mereka yang pro mengatakan bahwa modernisasi pesantren akan memberi angin segar bagi PonPest Al-Wahabiyyah 2.  Mereka menganggap bahwa banyak sisi positif yang akan diperoleh dengan modernisasi pendidikan di PonPest Al-Wahabiyyah 2.  Di antara sisi positif tersebut adalah sebagai berikut:

1.       Sebagai bentuk adaptasi pesantren terhadap perkembangan era globalisasi. Hal ini mutlak harus dilakukan agar pesantren tetap eksis dan mampu bersaing.
2.       Sebagai upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem pendidikan PonPest Al-Wahabiyyah 2.

Sedangkan bagi kalangan pesantren yang tidak setuju (kontra) dengan gagasan modernisasi berpendapat bahwa gagasan tersebut banyak sisi negatifnya, diantaranya adalah:

1.      Modernitas akan merubah cara pandang lama terhadap dunia dan manusia.
2.      Modernisasi sistem pendidikan tradisional dikhawatirkan akan ikut merubah kultur-kultur positif yang telah lama terbentuk di PonPest Al-Wahabiyyah 2.

Terlepas dari polemik tersebut, perbedaan pendapat yang terjadi telah mendatangkan sisi positif tersendiri bagi pesantren.  Hal itu telah membuktikan hadits Nabi Muhammad Saw ”ikhtilafu ummati rahmatun” yang artinya ”perbedaan pendapat dalam umatku adalah rahmat”.  Diantara manfaat dari perbedaan pendapat dalam masalah ini adalah:

1.      Melahirkan banyak pesantren yang bervariasi. Banyak pesantren yang memiliki ciri khas masing-masing. Ini memberikan banyak pilihan kepada calon santri dan orang tuanya dalam menentukan pesantren yang sesuai dengan bakat, minat serta cita-cita.
2.      Lahirnya santri yang beraneka ragam. Hal ini mengubur paradigma bahwa santri hanya mampu di bidang agama saja.  Kedepan, akan muncul santri-santri yang ahli di bidang pengetahuan umum.

Terakhir, perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam menyikapi suatu gagasan.  Tinggal kita pandai-pandai memilah dan memilih, mana yang baik dan juga sesuai dengan kondisi kita saat ini.




                                                                        Malang, 01 Oktober 2012
                                                                        Ma’had MSAA (00.15 WIB)